Saya
mendapatkan BBM dari keponakan saya, Siska, dia mengatakan, Jie-jie (Red:
Tante), papa saya lagi ajak papa nya jie-jie ke Gereja, mudah-mudahan mau ya”.
Lalu berselang tidak lama, BBM nya masuk lagi, “Puji Tuhan, papanya jie-jie
besok mau ke gereja bareng papa-ku” begitu katanya.
Betapa
senangnya saya mendengar berita itu, karena saya yang anak kandungnya saja tidak pernah benar-benar mengajak papa
saya ke Gereja, karena saya merasa itu hal yang mustahil, papa yang tidak
pernah mengenal Tuhan mau ikut ke Gereja. Oleh sebab itu saya ingin membagikan
cerita ini kepada pembaca. Cerita yang mengharukan, dimana Tuhan bisa bekerja
lewat siapa saja, bahkan seorang anak remaja.
Kemudian saya
membalas pesan dari Siska, “Makasih ya udah ajakin papa saya, senang rasanya
mendengar semua itu”.
Lalu jawab
dia, “Jangan berterima kasih sama saya, tapi sama Tuhan”.
“iya, tapi
Tuhan bekerja lewat kalian”, begitu balas ku.
“sebetulnya
Tuhan bekerja lewat Andre, jawabnya. Papa sama mama saya dan juga Abui (adik
kedua) juga udah rajin ke Gereja sekarang” katanya.
Andre adalah
adik bungsu dari Siska yang baru saja meninggal, dia meninggal di usia 12 tahun
karena sakit. Sebelumnya mereka bukanlah keluarga Kristen, tetapi karena Andre
sakit, dan ada orang dari Gereja yang rajin mendoakan Andre, akhirnya dari
Andre dan mamanya mulai menerima Tuhan. Meskipun sakit, tapi ada suka cita di
dirinya.
Saat Siska
mengatakan bahwa Tuhan bekerja lewat Andre, saya merasa terharu sekali, saya
dapat membayangkan perasaan Siska saat itu, pasti sedih sekali mengingat kembali adiknya.
“Pesan Andre
ke mama papa saya beberapa hari sebelum meninggal kayak gini, Nanti kita ketemu
di Surga ya, tapi papa mama harus babtis dulu. Ikut aku ya”.
Saat menulis
artikel ini, air mata saya terus mengalir, mengingat saat saya membesuk dia di
Rumah Sakit, keadaanya sudah sangat baik, bahkan dia sudah bisa marah-marah dan
bercanda, dan minta di peluk oleh mama dan cecenya. Benar-benar di luar dugaan.
“Baca BBM dari
mu saja, saya sudah mau menangis, apalagi kalian yang mengalami sendiri” kata
ku.
“Jangan nangis
Jie, semua udah rencana Tuhan, 3 hari sebelum Andre meninggal, dia bermimpi
ketemu Orang berjubah putih yang sedang melihat dia sedang tidur, tapi wajah
Orang tersebut tidak bisa terlihat. Lalu
pagi-paginya Andre menceritakan mimpinya ini ke papa dan bertanya itu siapa.
Sebelum bermimpi seperti itu, malam-malam dia kesakitan, dan dia berdoa dan
buat komitment sendiri tengah malam, bahwa dia mau melayani Tuhan. Kami sama sekali
tidak ada firasat apa-apa, karena setelah mimpi seperti itu, keadanya sangat
baik, bahkan sehat hingga 3 hari lagi. Setelah 3 hari, dia kembali kritis dan
di saat kritis dia masih sempat mengucapkan kata AMIN, dan meminta diputarkan
lagu-lagu Rohani”,
Saya
benar-benar speechless mendengar cerita dari Siska, saya hanya bisa mengatakan
bahwa, “Imannya telah menyelamatkan dia”.
Dan lanjutnya,
“Bahkan papa mama sering menyanyikan lagu Hatiku
Percaya kalau Andre sakit, sambil menangis”.
“Andre sering minta
di doain sama pendeta lewat telepon, kalau dia merasa sakit. Dan setelah di
doain, sakitnya langsung hilang. Mujizat banyak terjadi saat itu dan Papa mama
mulai percaya sama Tuhan. Iman Andre bertumbuh dan bertumbuh lewat Pendeta yang
sering mendoakannya itu. Bapak Pendeta sering mengunjunginya di rumah dan
mengajaknya ngobrol dan berdoa”.
“Kami
sekeluarga percaya bahwa Andre sebagai rencana Tuhan buat keluarga kami untuk percaya. sekarang, setiap
pagi, papa sering putar lagu Rohani”, begitulah siska menyelesaikan ceritanya.
Saya salut
dengan sikap keluarga ini, mereka tegar
dan merelakan kepergian Andre, dengan meninggalnya Andre, mereka tidak
meniggalkan Tuhan, justru iman mereka semakin bertumbuh, bahkan menjaring orang
buat datang kepada Tuhan. (pl)