Begitu tiba di Bandara Lombok sudah sore, bandaranya cukup bagus, bandara baru soalnya. Saat itu, saya naik taxi, tadinya liat price list taxi bandara menuju senggigi, buset mahal banget. Paling murah itu IDR 190,000 dan malah ada yang IDR 300,000 - IDR 400,000. Tapi katanya bisa pilih pake argo sih, cuma gak saya ambil waktu itu, kemudian saya berjalan keluar nyari taxi, tapi dibuntutin terus sama orang, akhirnya buru-buru saya panggil Blue Bird. Yang saya gak rela itu, orang yang buntutin saya itu minta duit sama driver Blue Bird, maksa lagi, seolah-olah dia yang dapat penumpang.
Ok, sekarang sudah ada di taxi, buseet argonya kenceeeeng banget, sambil ketawa saya bilang ke Eka, ya elaaah kalo kayak gini mah sama aja dong dengan harga yang IDR 190,000 itu. Makin galau deh kita, karena gitu cek di google map, jarak bandara ke Senggigi Beach Hotel itu 50km. Hahaha ini bisa abis berapa argonya, ya sudahlah, kita tutup mata dan pasrah aja. Tibalah kami di hotel, untung tarifnya cuma IDR 180,000 trus kasih ongkos parkir IDR 5,000, totalnya IDR 185,000. Kami hanya saling mandang dan tertawa geli, yaaah apa bedanya kalo gitu.
Belum selesai check in, kami buru-buru menuju sunset point, buat ngejar
sunset, tapi dengan menyesal kami telat sekitar 10 menit. Hotelnya cukup
nyaman, berbentuk bungalow, kita dapat garden view room, karena lebih
murah dari pada beach view room. Pelayanannya bagus, kamar cukup bersih,
hanya saja interiornya agak tua, TV nya masih tabung gede. Daerahnya
cukup strategis, dengan berjalan kaki keluar kisaran 200M-300M sudah
bisa menemukan makanan.
Di hari pertama, kita makan Kangkung Plecing, kangkung yang di rebus bersamaan tauge, kubis dan kol, trus disirami sambal tomat pedes asem, menurut kami sih enak, dilengkapi dengan wangi jeruk limaunya yang khas. Lalu Ayam Taliwang, yang dimasak dengan santan pedes, cukup enak, tapi enggak untuk dua kali sih, karena bikin eneg. Lalu Ayam Rajang, hmmmm yang ini agak aneh, di masak dengan cabe hijau dan merah ukuran besar, lalu di tambahin bumbu-bumbu khas lombok. Di coba aja sih, gak ada salahnya.
Day 2 kita ke Gili Trawangan, gak nginep, naik Blue Bird lagi, trus mampir buat take a picture bentar di bukit Malimbu, ambil view laut dari bukit, tampak background Gunung Agung nya Bali dan 3 Gili (sebutan untuk pulau kecil dalam bahasa Lombok), Gili Air, Gili Meno, Gili Trawangan. Takjub banget, lautnya biru banget. Tarif taxi dari hotel ke terminal Bangsal kisaran IDR 80,000, lalu lanjut dengan naik andong, atau sebutan orang sini cidomo. Kita bayar IDR 15,000 per keretanya. Hahaha ternyata lumayan deket, kalo mau jalan kaki ke Pelabuhan Bangsal nya gak masalah sih ... kuat-kuat aja kok, kira-kira 500M.
![]() |
Kapal ke Gili |
Sampe di Pelabuhan Bangsal, harga tiket kapal penyeberangan ke Gili Air (IDR 10,000), Gili Meno (IDR 12,000), Gili Trawangan (IDR 13,000), dan ditambah biaya retribusi ini itu sekitar IDR 5,000. Gili Trawangan merupakan gili yang paling ramai dikunjungi wisatawan, dan kami pun hanya mengunjungi Gili Trawang. Kata orang, lebih bagusan Gili Air sih, cuma ya masih sepi.


Selanjutnya kami mengunjungi desa Sukarara, disitu pusat penjualan kain tenun khas lombok, harga sarungnya cukup mahal, saya liat si bule bayar IDR 600,000 per sarung, lalu harga taplak meja IDR 250,000, hehe gak dulu deh mas.
Lanjut lagi ke Desa Sade, kampung adat suku Sasak, gitu turun dari mobil, kita sudah ditunggu sama pemuda lokal yang akan bawa kita keliling komplek kampung mungil itu. Saya pikir gak ada salahnya sih, dari pada kita jalan-jalan sendiri gak jelas gitu, mendingan di temenin, sambil dengar dia bercerita, toh cuma di kasi IDR 20,000 juga udah bisa denger ceritanya. Lalu ditambahin juga uang masuk ke dalam, gak di patok harga sih, kita kasihnya IDR 20,000 juga. Jumlah rumah, katanya 150 rumah dan 150 kk, jumlah penduduk kisaran 700an. Penghasilan utama masih bertani, dan tampak pula ibu-ibu disana bertenun kain khas lombok, dan dijual didepan rumah pondokannya. Kita di ajak masuk, trus depannya ada lumbung padi bersama milik penduduk setempat. Rumah tinggal nya beratapkan daun alang-alang, yang katanya tahan hingga 7 tahun, dindingnya dari rotan. Lantainya terbuat dari tanah liat tanpa semen. Untuk pembersih lantai digunakan kotoran sapi, yang katanya bisa anti nyamuk dan debu. Kebayang ya betapa baunya waktu di pel.
![]() |
Tanjung Aan |
Lanjut ke Tanjung Aan, gilaaaa air lautnya biru banget, trus pasirnya putih, bagi yang suka pantai dan hobi foto-foto, tempat ini wajib dikunjungi, kita bisa ambil gambar dari atas bukit, sehingga hasilnya lebih keren. Hanya saja jalan akses ke tempat ini cukup jelek, jalanan berlubang-lubang. Dalam perjalanan pulang, kami mampir ke Pantai Kuta, ini namanya aja yang mirip ama pantai di Bali, tapi gak ada hubungannya sama sekali. Pantai ini tidak seindah Tanjung Aan, hanya saja pasirnya cukup unik, kasar, besar dan tampak bulat, pasir nya di sebut pasir merica. kelebihan lokasi pantai ini, kita bisa isi perut, setelah berjalan seharian, wah kita makan cumi panggang n ikan panggang bawang putih, enak banget sumpah.
Setelah makan kita buru-buru ke bandara, mengejar flight ke surabaya. (Pl)
halo kawan semua .....
ReplyDeleteingin berbagi info aja kawan yang ingin liburan ke lombok bersama temen2 dan keluarga bisa saya bantu.karna ada paket liburan lombok yang murah dan pastinya seru
hub :Rizky surya
phone office:021-292302777
phone/WA: 08998549444
www.novustourindo.com
paket wisata lombok termurah bisa didapetkan di MARLIONLLC.COM
ReplyDelete