Sunday, October 11, 2015

Bijak Menggunakan Sosial Media

Sering ya melihat orang melampiaskan segala macam perasaan di sosial media, mulai dari perasaan bahagia, sedih, kecewa, marah dan banyak lagi. Kadang hal yang seperti ini cukup mengganggu orang yang melihatnya. Saya salah satu orang yang cukup terganggu dengan teman-teman yang seperti itu.

Seseorang yang sedang jatuh cinta, perasaannya ini diumbar-umbar agar dunia tau saat ini dunia hanya miliknya berdua. Sah-sah saja menunjukkan perasaan cinta, tapi tidak perlu berlebihan. Bukankah perasaan cinta itu cukup hanya aku dan kamu saja yang merasakan?

Adapula orang yang marah-marah di sosial media. Memangnya dengan marah-marah masalah bisa selesai? Yang ada ditertawai orang, apalagi yang melihat postingan kita itu orang yang kontra dengan kita. Beeh bakal jadi gunjingan tetangga kita, lalu keesokan harinya si tetangga kepo dan tanya, "eh kenapa sih lo kayak orang gila gitu marah-marah?". Ih kan tidak enak kalau sudah ditanya gitu, apalagi masalahnya sudah diselesaikan secara kekeluargaan.

Ada lagi yang kalau lagi sedih, posting-posting di sosmed, cari perhatian gitu supaya ada yang comment. Padahal dari 10 orang yang melihat postingan itu, 9,5 hanya menganggap itu postingan sampah. Tidak ada yang bersimpati atau empati. Lagi-lagi ditertawai oleh mereka yang membaca. Yaaah palingan mereka bilang, "yang sabar ya, nanti ada balesannya". Trus kamu jawab, "sudah cukup sabar selama ini, tapi.....". Tuh kan ngeyel, ada pake tapi tapi segala. Ya udah terserah kamu. Aku mau tidur dengan nyenyak dulu.

Sebaiknya kalau lagi emosi dan sedih, tuliskan saja perasaanmu di kertas, atau jaman sekarang sudah ada hape canggih yang ada note-note gitu. Itu yang biasa saya lakukan. Keesokannya setelah kepala lebih dingin saya baca ulang tulisan kemaren, kadang malu sendiri dan bahkan menertawakan diri sendiri, untung yang kayak gini gak saya post, ternyata cuma salah paham, ternyata saya juga yang salah makanya sampe begini, dan banyaak ternyata dan ternyatanya lagi.

Tipe orang yang lebih menjengkelkan adalah orang yang sering share sesuatu yang menurut saya sangat-sangat tidak bermanfaat, comment setiap postingan orang, sangat tidak ada kerjaan sekali. Bete banget, tiap buka sosmed, timeline penuh dengan nama dan wajah dia. Tau gak sih, kalo orang yang kayak gini nih bikin illfeel. Mengganggu sekali. Jangan marah loh ya kalo satu saat di unfren, habis bosenin gitu, kamu aja yang di time line.

Nah ini nih yang paling marak sekarang, like dan comment amin akan suatu gambar kecelakaan, mayat, orang sakit, atau kondisi tubuh seseorang yang tidak enak dilihat lagi. Padahal yang posting gambar seperti itu juga bukan anggota keluarga si korban. Tidakkah gambar seperti itu akan melukai perasaan anggota keluarga korban? Bukannya kamu kamu kalo update foto di sosmed itu pilih foto yang paling cantik ya? Kalo bisa diedit dulu, kulitnya diamplasin, matanya di gedein, pipinya ditirusin, bibirnya dimonyongin dan dikasih warna orange, pokoknya made in 360 lah. Inget kan kejadian salah satu tv berita yang katanya memang beda itu menampilkan kondisi jenasah korban kecelakaan pesawat Air Asia tanpa disensor dengan kondisi yang mengenaskan. Kejadian itu dikecam oleh banyak pihak, membuat keluarga syok dan lain sebagainya karena belum siap menerima kondisi keluarga yang begitu.

Sebaiknya sosmed itu dipakai untuk bersosialisasi. Gunakan sebijak mungkin untuk bertegur sapa dengan teman dan kerabat, untuk memberikan kabar yang memang layak dikabar-kabari, bukan bersumpah serapah. Tapi sekarang ini, banyak sekali penyalahgunaannya. Sosmed bikin orang berantem, musuhan, illfeel dan macam-macam perasaan negatif, bahkan gara-gara postingan yang kekanak-kanakan sampe dihakimi orang dan tidak lama lagi mungkin akan ada yang dibui karena postingan tidak dewasa tersebut. (pl)

No comments:

Post a Comment